Kamis, 07 Desember 2017
Kamis, 30 November 2017
Kamis, 23 November 2017
Kamis, 16 November 2017
Rabu, 08 November 2017
Kamis, 19 Oktober 2017
PROGRES 5 (SETTING FURNITURE)
BERIKUT MERUPAKAN SETTING FURNITURE PADA RUANGAN KAMAR TIDUR DAN RUANG KELUARGA YANG BERLOKASI DI VILLA GENDUT, SEMINYAK :
Rabu, 11 Oktober 2017
PROGRES 4 (DESAIN REDESAIN)
EKSISTING RUANG KELUARGA DAN KAMAR TIDUR PADA VILLA GENDUT
BERIKUT MERUPAKAN DENAH DAN FOTO OBSERVASI RUANG KELUARGA PADA VILLA GENDUT :
DENAH EKSISTING RUANG KELUARGA
FOTO OBSERVASI RUANG KELUARGA
BERIKUT MERUPAKAN DENAH DAN FOTO OBSERVASI KAMAR TIDUR PADA VILLA GENDUT :
DENAH EKSISTING KAMAR TIDUR
FOTO OBSERVASI RUANG KELUARGA
REDESAIN RUANG KELUARGA DAN KAMAR TIDUR PADA VILLA GENDUT
Pada proses redesain ruang keluarga dan kamar tidur pada villa gendut ini akan menggunakan gaya interior Scandinavia yang memiliki ciri khas menggunakan finishing dengan warna netral, menggunakan bahan-bahan yang alami dan menggunakan furniture seperlunya saja.
BERIKUT MERUPAKAN GAMBAR DENAH DAN SKETSA REDESAIN DARI RUANG KELUARGA PADA VILLA GENDUT :
DENAH REDESAIN RUANG KELUARGA
SKETSA REDESAIN RUANG KELUARGA
Ruang keluarga pada redesain kali ini menerapkan penggunaan bahan material yang alami dan finishing yang dominan menggunakan warna putih, pada bagian element samping menggunakan bahan batu bata yang difinishing dengan cat berwarna putih dan untuk element bawah menggunakan lantai parket.
Jenis-jenis bahan yang digunakan :
- Pada Elemen Atas :
menggunakan plafond berjenis gypsum
- Pada Elemen Samping :
menggunakan batu bata putih
menggunakan finishing cat berwarna putih
- Pada Elemen Bawah :
menggunakan bangkirai parket
BERIKUT MERUPAKAN GAMBAR DENAH DAN SKETSA REDESAIN DARI KAMAR TIDUR PADA VILLA GENDUT :
DENAH EKSISTING KAMAR TIDUR
SKETSA REDESAIN RUANG KELUARGA
Sama halnya dengan ruang keluarga, pada ruang tidur juga menerapkan penggunaan bahan material yang alami dan finishing yang dominan menggunakan warna putih dan abu, pada bagian element samping menggunakan bahan batu bata yang difinishing dengan cat berwarna putih dan untuk element bawah menggunakan lantai parket
Jenis-jenis bahan yang digunakan :
- Pada Elemen Atas :
menggunakan plafond berjenis gypsum
- Pada Elemen Samping :
menggunakan batu bata putih
menggunakan finishing cat berwarna abu
menggunakan finishing cat berwarna putih
- Pada Elemen Bawah :
menggunakan bangkirai parket
Sabtu, 30 September 2017
PROGRES 3 (TEORI DARI KONSEP SCANDINAVIA)
DESAIN GAYA SCANDINAVIA
Salah satu gaya desain interior adalah gaya Scandinavia (Scandinavian style). Desain arsitektur Scandinavia mulai diperkenalkan pada pameran desain di Amerika dan Kanada sekitar tahun 1950-an. Saat itu diperkenalkanlah cara orang-orang Scandinavia hidup dalam desain yang terkenal saat ini, yaitu indah, sederhana, bersih, serta terinspirasi dari alam, mudah diakses dan tersedia untuk semua kalangan.
Gambar 1. Konsep Interior Scandinavia
Sumber : www.3dartistonline.com
Para desainer Scandinavia lebih tertarik untuk menghasilkan produk yang fungsional, tahan lama, dengan harga yang efisien. Mereka percaya bahwa jika konsumen memang membutuhkan sesuatu, barang tersebut akan dibeli, tetapi jika tidak, tidak perlu dijual. Pada prinsipnya desain gaya Scandinavia memprioritaskan fungsionalitas tanpa menghilangkan keindahan dan keanggunannya.
Gambar 2. Warna Serah dan Jendela Terbuka Khas Gaya Scandinavia
Sumber : www.arsitag.com
Desain interior gaya Scandinavia banyak diterapkan di negara-negara Barat, terutama karena desain interior ini memfokuskan pada kesederhanaan, pemanfaatan tiap ruangan dengan tetap terlihat elegan dan indah. Pencahayaan yang baik merupakan elemen yang sangat penting pada desain interior ini. Pencahayaan diharapkan mampu memberikan kesan hangat dan nyaman pada ruangan.
Berikut merupakan beberapa keterangan spesifik pada desain interior gaya Scandinavia, diantaranya :
- Teori Geometri
Teori geometri atau ukuran penting kaitannya dengan interior desain karena mempengaruhi rancangan yang akan dibuat. Penerapan teori geometri pada konsep Scandinavia dalam penerapan sirkulasi ruang gerak dapat dikatakan sangat baik, dikarenakan konsep ini lebih menekan fungsi daripada dekorasi. Interior ala Scandinavia lebih menitik beratkan pada fungsinya untuk menyajikan kenyamanan bagi seluruh penghuni rumah,sehingga penataan ruang pun lebih banyak didesain agar tidak menyulitkan ruang gerak pemilik rumah. Dengan demikian, orang yang berada di dalamnya akan merasa nyaman dan betah di dalam ruangan.
- Material (Berupa Penerapan Warna)
Pada penerapan warna, warna netral seperti putih dan abu-abu terang menjadi ciri utama. Warna netral yang digunakan memberikan kesan ruangan tampak luas dan elegan. Tidak banyak warna yang ditonjolkan pada konsep scandinavia. Contohnya pada penerapan warna dinding ruangan yang menggunakan warna netral putih dan abu-abu
Gambar 3. Konsep Interior Scandinavia
Sumber : www.3dartistonline.com
- Material (Berupa Penerapan Bahan). Penggunaan material alami seperti kayu dan bata yang difinishing dengan menggunakan warna netral ataupun bias dibiarkan dibiarkan tanpa finishing sehingga memberikan kesan alami. Biasanya penerapan konsep Scandinavia menggunakan kayu atau bata yang dicat denganwarnai putih atau dengan cat putih pudar namun tetap memperlihatkan serat kayu. Kesan yang ditimbulkan pada pewarnaan seperti ini yaitu kesan etnik namun tetap elegan.
Gambar 4. Konsep Interior Scandinavia
Sumber : www.3dartistonline.com
- Pencahayaan Pengaruh dari jendela yang lebar dengan kaca bening biasa membuat cahaya matahari menjadi penerangan utama di siang hari. Bahkan tidak memerlukan penerangan lampu. Konsep seperti ini akan menghemat energy listrik karena pada siang hari tidak perlu menyalakan banyak lampu untuk pencahayaannya.
Gambar 5. Konsep Interior Scandinavia
Sumber : www.roohome.com
- Pemandagan alam
Jendela yang lebar digunakan sebagai masuknya cahaya juga sebagai alat untuk menikmati pemadangan hijau di luar banguna. Orang Scandinavia menyukai pemandangan halaman depan atau halaman rumahnya yang lain yang banyak tumbuhanya. Namun di daerah perkotaan karekteristik seperti ini akan lebih sulit didapatkan. - Desain interior Scandinavia Pada penerapan desain dengan konsep Scandinavia ini memiliki ciri khusus yaitu menggunakan perabot dan furniture seperlunya dan sesuai dengan fungsinya. Ciri khusus seperti ini cocok diterapkan pada ruang tidur agar mengurangi kesan penuh dan berantakan pada ruangan tersebut.
- Furniture yang sederhana
Furniture Scandinavia cocok sekali dengan urban style ( interior gaya urban). Interior Urban lebih dinamis dengan model furniture yang ramping demikian juga dengan furniture Scandinavia. Meskipun terkesan minimalis namun furniture Scandinavia punya nilai seni yang tinggi. - Eco-friendly ( Ramah lingkungan )
Desain interior Scandinavia merupakan salah satu model yang ramah terhadap alam. Suasana alam pedesaan dan pencahayaan ruangan yang memanfaatkan cahaya matahari merupakan bentuk atau upaya pemukiman yang menjaga kelestarian alam.
Karena konsep Scandinavia memiliki ciri warna netral dimana salah satu warna netral yang sering digunakan adalah putih, maka untuk konsep ini memerlukan tingkat kebersihan yang tinggi. Perawatan kebersihan pada interior scandinavia harus sangat diperhatikan agar ruangan tetap terlihat bersih dan menimbulkan kesan elegan. Hal ini merupakan kekurangan dari pemakaian konsep scandinavia.
Demikianlah penjabaran tentang desain interior gaya Scandinavia. Sebuah model yang dianut dan diadaptasi oleh para desainer modern, karena desain interior Scandinavia termasuk gaya atau model interior yang sesaui dengan modernisasi dan globalisasi saat ini.
Sumber : http://scdc.binus.ac.id/himars/2016/05/22/konsep-desain-skandinavian/
https://www.arsitag.com/blog/desain-gaya-scandinavian/
Rabu, 27 September 2017
PROGRES 2 (PENGERTIAN DESAIN INTERIOR)
DESAIN INTERIOR
- Pengertian Dasar tentang Interior :
Pengertian interior tersendiri adalah ruangan atau dalam ruang. Dalam kalimat lain, interior adalah bagian dalam dari suatu bangunan atau gedung. Bila bangunan itu berupa rumah, maka disebut interior rumah. Bila benda itu sebuah mobil, bisa disebut interior mobil. Dalam artikel ini karena kita membahas interior rumah atau bangunan, maka kita fokus pada benda tersebut. Interior sebuah rumah bisa berarti furniture atau perabotan dalam rumah tersebut, misalnya meja, kursi, sofa, lemari baju, kitchen set, tempat tidur, meja komputer, dan meja televisi. Interior juga menyangkut apa yang tertempel di dinding kamar, seperti warna cat dan tekstur dinding, wallpaper, hiasan, lukisan, dan sebagainya. Interior dengan demikian juga menyangkut apa yang ada di bagian bawah alias lantai dan bagian atas alias atap.
- Pengertian Dasar tentang Desain Interior :
Desain interior adalah Ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia. Salah satu bidang study keilmuan yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun nonfisik. Sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik.
Ada pula pengertian lain dari istilah desain interior yang sering kita temui. Interior design atau desain interior adalah proses perencanaan (planning), penataan dan perancangan ruang-ruang dalam suatu bangunan, bisa berupa rumah tinggal, kantor, ataupun apartemen. Perencanaan ruangan bertujuan memenuhi kebutuhan manusia terhadap kenyamanan tempat tinggal, membantu kegiatan penghuni sehari-hari, serta menumpahkan inspirasi atau ide yang berdampak pada perasaan para penghuninya. Jadi desain interior berkewajiban memaksimalkan kegunaan ruangan, memperkaya nilai keindahan dan memperbaiki aspek kejiwaan (psikologis) para penghuni.
Perancangan interior meliputi bidang arsitektur yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan, yaitu : perancangan interior tetap, bergerak, maupun dekoratif yang bersifat sementara.
- Misalkan pada pekerjaan desain dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
- Perancangan interior tetap, perancangan desain inerior mulai dari merencana denah existing bangunan, lay-out, floor plan, ceiling plan, potongan, aksonometri, detail, perspektif, maket, animasi, dan teknis presentasi lainnya.
- Perancangan interior bergerak (moveable), perancangan desain interior yang bersifat mikro, misalkan pembuatan desain furniture, desain produk, desain landscape interior, handycraft, dll.
- Perancangan decoratif, perancangan yang bersifat menghias, misalkan mendesain hiasan pesta pernikahan, mendesain pesta ulang tahun, dll.
- Tujuan dari perancangan interior secara garis besar yaitu:
- Untuk menciptakan lingkungan bina yang fungsional dan indah, selain itu dapat menunjang kenyamanan user dalam beraktivitas di dalam ruang.
- Interior merupakan sesuatu yang berada di dalam bangunan. Bisa juga diartikan seperti desain atau dekorasi di dalam struktur.
- Interior memadukan semua hal yang berkaitan erat dengan warna, tekstur, dan lainnya.
- Diaplikasikan pada iklim atau cuaca yang berbeda.
- Harus memiliki kreativitas. Maksudnya yaitu interior terus berkembang sesuai dengan kreativitas desainernya agar tidak monoton karena dapat menimbulkan kesan membosankan pada ruang. Semakin tinggi kreativitas dari sang desainer maka semakin bervariasi karya yang akan dia hasilkan.
- Elemen-Elemen Pembentuk Interior
Interior suatu ruangan dibentuk melalui elemen-elemen pembentuk yang saling terkait. Elemen-elemen tersebut menjadi hal yang paling mendasar dalam perancangan interior suatu ruangan. Adapun elemen-elemen interior terdiri dari:
- Plafond : bagian dari interior yang berada di paling atas sebagai penutup ruang.
- Dinding : bagian sari interior yang posisinya di tengah/mengelilingi/membentuk ruang sebagai pembatas ruang.
- Lantai : bagian paling bawah dari ruangan sebagai alas ruang tersebut.
Dalam penataan ruang interior terdapat hal-hal yang terkait seperti :
- Geometri atau ukuran penting erat kaitannya dengan interior karena akan mempengaruhi rancangan yang akan dibuat. Aspek-aspek yang dipertimbangkan yaitu: (a) Bentuk: meliputi bagaimana orientasi ruang dan karakteristiknya dan (b) Dimensi: lebih ke ukuran, sirkulasi, ruang gerak, dsb.
- Material, mempunyai peranan besar terhadap rancangan interior, yakni mempengaruhi tampilan atau visual pada ruang. Hal-hal yang meliputi setting material yaitu: (a) Bahan: bahan yang diaplikasikan pada elemen-elemen pembentuk, contoh: keramik, parket kayu; (b) Tekstur: pola atau alur yang dapat dirasakan oleh kulit, contoh: dinding yang halus, plesteran kasar; (c) Warna: memberikan tampilan visual yang secara tidak langsung dapat menggambarkan karakter atau emosi dari ruang.
- Furniture merupakan alat atau objek yang digunakan sebagai penunjang kegiatan dalam ruang. Peletakannya disesuaikan dengan luas dan sirkulasi ruang. Ukurannya sendiri dibuat standar untuk kenyamanan user, hanya bentuknya yang bervariasi. Furniture ada dua jenis, yaitu: (a) Furniture utama : digunakan sebagai penunjang kegiatan, contoh: meja, kursi, sofa, tempat tidur; (b) Furniture tambahan: digunakan sebagai pelengkap dari furniture utama, kotak alat tulis pada meja kerja.
- Pencahayaan dapat mempengaruhi karakter ruang. Intensitas cahaya juga ditentukan oleh jenis kegiatan yang ada pada ruang tersebut untuk kenyaman user. Contoh: ruang kerja dengan penerangan yang cukup, ruang tidur dengan lampu temaram agar user bisa beristirahat tanpa merasa silau.
- Setting additional, komponen ini bersifat dekoratif atau pemanis ruang, contoh: vas, lukisan, tanaman hias.
- Perinsip-Prinsip Dasar Pada Desain Interior :
Dalam penerapan mendesain interior ruang, terdapat tujuh prinsip dasar yang diwadahi dalam interior design, antara lain :
- Unity and Harmony
Yaitu suatu ruangan dianggap sebagai suatu kesatuan dimana semua elemen yang ada saling melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lainnya sehingga menghasislkan komposisi yang seimbang.
- Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan berarti tidak “berat” sebelah. Tidak terlalu condong ke sisi sebelah kanan atau kiri atau atas dan sebagainya. Segala sesuatu yang seimbang akan menciptakan unity dan harmony.
Keseimbangan dibagi menjadi 3, yaitu:
- Keseimbangan Simetris : Keseimbangan simetris terjadi apabila berat visual dari elemen-elemen desain terbagi secara merata baik dari segi horizontal maupun vertikal. Gaya ini mengandalkan keseimbangan berupa dua elemen yang mirip dari dua sisi yang berbeda.
- Keseimbangan Asimetris : Keseimbangan asimetris terjadi ketika berat visual dari elemen desain tidak merata di poros tengah halaman. Gaya ini mengandalkan permainan visual seperti skala, kontras, warna untuk mencapai keseimbangan dengan tidak beraturan.
- Keseimbangan Radial : Adalah ketika semua element desain tersusun dan berpusat di tengah. Misalnya: Tangga berbentuk spiral.
- Vocal Point
Vocal Point disini maksudnya adalah aksen yang menjadi daya tarik ruangan. Bisa satu atau lebih. Misalnya vocal point pada ruangan adalah jendela besar yang ada di ruangan, perapian atau bisa juga lukisan. Pemberian warna atau detail dan bentuk tertentu juga dapat dijadikan sebagai vocal point.
- Ritme
Dalam desain interior, ritme adalah semua pola pengulangan tentang visual. Ritme didefinisikan sebagai kontinuitas atau pergerakan terorganisir.
- Detail
Detail pada desain interior mencakup segala kelengkapan yang ada pada ruangan. Mulai dari furniture utama, furniture tambahan, hingga furniture artivasial. Detail-detail tersebut juga berpengaruh besar terhadap suasana ruang yang tercipta.
- Skala dan Proporsi
Kedua prinsip desain yang berjalan beriringan, karena keduanya berhubungan dengan ukuran dan bentuk. Skala dan proporsi disini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan civitas yang berada di dalam ruangan.
- Warna
Warna pada desain interior berpengaruh terhadap mood dan suasana ruang. Warna-warna yang soft akan cenderung menciptakan suasana ruang yang menenangkan, sedangkan warna-warna cerah akan memberikan suasana ruang yang menyegarkan.
- Konsep Dasar Interior :
Ada beberapa konsep yang biasanya digunakan dalam penataan desain, diantaranya :
1. Konsep Interior Minimalis :
Interior dengan konsep atau tema minimalis bisa dibilang merupakan tema yang paling diminati dan paling banyak digunakan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Hal tersebut karena tema atau konsep minimalis lebih menekankan kesederhanaan dan juga fungsi, namun tetap menjaga keindahan dan juga sisi artistik dari desain tersebut.
Konsep interior minimalis memang lebih menekankan mengenai kesederhanaan yang bergabung dengan konsep modern dalam pembuatannya. Kita tidak memerlukan bahan-bahan atau furniture dengan harga yang mahal ataupun yang memiliki corak dan bentuk yang aneh dan berlebihan. Hal tersebut juga bisa menghemat pengeluaran kita nantinya. Ciri khas yang lainnya adalah pewarnaan seperti cat dinding atau warna dari furniture dan aksesoris yang digunakan. Penggunaan wallpaper dinding juga cukup sering dipakai namun dengan corak yang sederhana dan minimalis.
2. Konsep Interior Retro
Desain retro menonjolkan kesan ceria dan juga kesan yang menyenangkan bagi orang yang berada didalamnya. Desain yang satu ini sangat cocok bagi anda yang menyukai berbagai warna terang, mencolok dan suka menggabungkan warna-warna untuk menciptakan kesan yang dinamis. Desain yang satu ini juga bisa digabungkan atau dikombinasikan dengan konsep desain yang lain seperti kintemporer ataupun minimalis yang memang bisa dimasukkan ke konsep desain yang lain.
3. Konsep Interior Klasik
Konsep klasik berasal dari gaya Yunani dan Romawi dimana konsep ini berbasispada susunan, keseimbangan, dan harmonisasi yang sempurna. Desain klasik tidak termasuk elemen modern dan pengaruh yang terjadi saat ini. Interior klasik berangkat dari tradisi. Sebuah ruang yang didesain dengan konsep klasik mempunyai banyak titik fokus. tungku api, meja besar, dan tangga yang megah adalah beberapa titik fokus yang sering digunakan. Konsep klasik menghasilkan tampilan yang megah dan mewah. Konsep ini sering digunakan untuk menghasilkan citra terbaik dan sempurna karena menggunakan perhitungan filosofi arsitektur terkemuka pada zaman lampau. Kekurangan konsep klasik terletak pada penggunaan material yang lebih banyak dan tidak efisien dalam waktu untuk pengerjaannya.
4. Konsep Interior Kontemporer
Konsep desain interior selanjutnya yang juga cukup banyak digunakan adalah tema kontemporer. Konsep yang satu ini hamper mirip dengan minimalis namun tema kontemporer lebih berfokus dan menekankan pada suatu warna kunci dan utama dengan warna yang lain membaur sebagai latar belakangnya. Kesan hangat menjadi kekuatan utama dimana biasanya terdapat lampu yang tidak terlalu terang didalam ruangan, juga dengan furniture atau komponen yang terbuat dari kayu, logam dan kaca menjadi pilihan utama dan saling bergabung menjadi harmoni. Corak atau detail sangat jarang digunakan untuk konsep desain interior rumah kontemporer.
5. Konsep Interior Futuristik
Futuristik mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju masa depan. Citra futuristik pada ruang berarti citra yang mengesankan bahwa ruang itu berorientasi ke masa depan atau citra bahwa bangunan itu selalu mengikuti perkembangan jaman yang ditunjukkan melalui ekspresi ruang. Konsep ini didasarkan pada imajinasi dan pemahaman desainer terhadap sebuah ruangan dan objek objek masa depan. Biasanya menggunakan bahan bahan atau material logam/kombinasi dan model yang biasa digunakan untuk pesawat ulang alik. Kelebihan konsep ini terletak pada desain yang bersifat iconic yang berbeda dengan lingkungan sekitar. Kekurangannya adalah pada harga material yang mahal karena kebanyakan mengandung unsur/material logam dan kombinasinya sebagai finishing akhir.
Langganan:
Postingan (Atom)